Monday, April 17, 2017

Waktu

Kepada dia yang telah meninggalkan, hanya akan menjadi bayang-bayang. Takkan kembali walau seribu janji diberi. Takkan. Bahkan ingatan manis yang telah dilalui bersama, tak mungkin membuatnya tak bergeming.

Kepada dia yang telah pergi, meratapnya hanya akan membuat kegelisahan yang semakin memuncak. Menyanjungnya juga tak akan mengulang kenyataan. Karena sejatinya, kebaikan kan berbalas kebaikan, sebagaimana kejahatan kan berbalas keburukan. Sekalipun berbalas sebaliknya, keduanya akan membuka rangkaian panel skenario kehidupan yang rumit dicerna, namun sederhana jika dipahami. Satu skenario menjadi jawaban atas skenario hidup yang lain. Saling berkaitan.

Kepada dia yang telah berlalu. Biarlah sejarah yang akan menyimpannya dalam kitab persaksian. Bahwa bersamanya pernah ada kebaikan yang tertoreh. Bahwa dengan kehadiran kita, ada jiwa-jiwa yang pernah bahagia. Biarlah ia menjadi pengingat, bahwa butuh selaksa lebih kesabaran untuk menuju kebahagian. Bahwa akan ada samudera kegetiran yang akan merangkai kemuliaan. Dan seuntai rampai doa dan airmata dalam penantian ikhtiar menjadi pelangkapnya.

Kepada dia yang menyapa dihadapan. Tak ada kepastian dan janji akan kehadirannya. Hanya keyakinan kuncinya. Selarik keyakinan atas semua pilihan kehidupan. Keyakinan kan selalu ada harapan di setiap tarikan nafas. Dan keteguhan dari setiap keputusan-Nya.
“Tiada suatu haripun yang Fajar terbit padanya, kecuali berseru; “Wahai manusia, saya adalah makhluk baru yang akan menjadi saksi atas amalmu. Karena itu, berbekallah dariku, sebab aku, tidak akan kembali lagi kepadamu sampai hari kiamat “.

Kepada dia yang hadir dihadapan. Satu hal pada akhirnya, bahwa langit kan memberi jawaban atas segalanya.

No comments: